Minggu, 12 November 2017

RESUME

SEL SURYA BERBASIS TITANIA
SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF


Oleh Rita Prasetyowati
2 Juni 2012

Sel surya merupakan salah satu sumber energi listrik alternatif yang terus dikembangkan demi memenuhi kebutuhan manusia akan listrik. Sel surya generasi ketiga (sel surya organik dan sel surya fotoelektrokimia) yang banyak dikembangkan adalah sel surya berbasis titania. Proses pembuatan sel surya titania relatif mudah, bahan bakunya murah dan memiliki efisiensi cukup baik. Titania berperan sebagai lapisan aktif yang mengabsorbsi energi cahaya matahari untuk dikonversi menjadi energi listrik. 
            Titanium dioksida murni mempunyai efisiensi absorbsi sangat kecil, yaitu hanya sebesar 5%. Energi matahari pada panjang gelombang ultraviolet saja yang dapat diserap oleh titanium dioksida. Sehingga penggunaan energi matahari menjadi kurang efektif dan sel surya memiliki efisiensi yang rendah. Modifikasi lapisan titania dilakukan agar spektrum penyerapan matahari sampai ke area cahaya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperkecil energi celah pita melalui pemberian doping dye atau material konduktif  pada titania.
            Sel surya titania dengan lapisan titania yang didoping dye dikenal dengan sebutan Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Pemberian doping dye pada lapisan titania dapat meningkatkan kemampuan absorpsi dari titania, sehingga efisiensi sel surya meningkat. Sedangkan penyisipan material konduktif, seperti logam besi atau tembaga pada lapisan titania juga dapat meningkatkan efisiensi sel surya, karena logam tersebut dapat berperan sebagai lintasan (path) bagi elektron untuk lebih cepat mengalir menuju elektroda. Kedua modifikasi pada lapisan titania tersebut dapat meningkatkan efisiensi sel surya titania.


Titanium dioksida merupakan salah satu semikonduktor oksida yang memiliki energy celah pita yang sangat lebar (3,2 eV – 3,8 eV). Pada sel surya fotoelektrokimia, titania berperan sebagai lapisan aktif yang mengabsorbsi energi cahaya matahari untuk dikonversi menjadi energi listrik. Titanium dioksida murni mempunyai efisiensi absorbsi sangat kecil, yaitu hanya sebesar 5%. Energi matahari pada panjang gelombang ultraviolet saja yang dapat diserap oleh titanium dioksida. Oleh sebab itu spektrum penyerapan matahari ke area cahaya tampak perlu dilakukan untuk mengefektifkan penggunaan energi matahari. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperkecil energi celah pita melalui pemberian doping atom lain pada titania. Sehingga diharapkan dapat memperbesar spektrum penyerapan cahaya dari titania.
            Titania mempunyai banyak kesitimewaan, yaitu memiliki konstanta dielektrik tinggi, memiliki indeks bias yang besar, dan memiliki transmitansi optik yang baik pada daerah cahaya tampak dan dekat infra merah (U. Diebolt, 2003). Titania juga memiliki stabilitas kimia yang tinggi, tidak beracun, memiliki potensial tinggi sebagai foto-oksidasi, dan harganya murah (Phani G. et al, 2001). Sehingga titania bisa digunakan dalam berbagai variasi bentuk, misalnya koloid, pasta, lapisan tipis, maupun serbuk nano.

Sel Surya Titania Jenis Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)
            Sel surya DSSC adalah sel surya fotoelektrokimia yang menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan. Komponen DSCC selain elektrolit terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari nanopori TiO, molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO, dan katalis yang semuanya dideposisi diantara dua kaca konduktif (R. Sastrawan, 2006). Struktur tersebut diperlihatkan oleh Gambar berikut ini.

Bagian atas dan alas sel surya adalah kaca yang sudah dilapisi oleh TCO (Transparent Conducting Oxide), seperti ITO (Indium Tin Oxide) atau SnO2, yang berfungsi sebagai elektroda dan counter-elektroda. TCO alas (counter-elektroda) dilapisi dengan katalis untuk mempercepat reaksi redoks dengan elektrolit. Pada umumnya pasangan redoks yang digunakan adalah I (iodide/triiodide). Permukaan elektroda dilapisi oleh nanopori TiO2 dimana dye teradsorpsi pada pori TiO2. Dye yang umumnya digunakan yaitu jenis ruthenium complex.
            Semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah TiO2 karena memiliki ukuran dalam skala nanometer (10-9 meter) dan bersifat mesopori (memiliki pori berdiameter antara ukuran mikro dan nanometer). Zat pewarna (dye) merupakan material yang memberikan pengaruh sensitasi semikonduktor terhadap cahaya. Dye berfungsi sebagai pompa fotoelektrokimia dan  lapisan penyerap foton yang selanjutnya tereksitasi menjadi eksiton (fotosensitizer). Dye dapat pula berasal dari bahan-bahan alami (organik), terutama berasal dari keluarga flavonoid, contohnya buah beri dan kulit bawang merah.
            Pada sel surya fotoelektrokimia, elektrolit merupakan medium transport muatan. Elektrolit berperan sebagai penerima hole dan mencegah terjadinya rekombinasi kembali antara elektron dan hole. Elektrolit yang digunakan dapat berupa elektrolit semi padat atau berbentuk gel. Elektrolit dibuat dari campuran polimer dan garam yang didalamnya terkandung ion terlarut. Elektrolit yang memiliki nilai konduktivitas ionik berorde 10-3 S/cm merupakan elektrolit yang memiliki konduktivitas tinggi dan sangat efektif digunakan sebagai elektrolit pada sel surya, khususnya sel surya tersensitisasi bahan dye (DSSC) (Fu-Lin Chen. et al, 2009).
            Prinsip kerja dari DSSC adalah reaksi dari transfer elektron. Proses pertama yaitu terjadinya eksitasi elektron pada molekul dye akibat absorbsi foton. Elektron dari keadaan tereksitasi akan terinjeksi menuju pita konduksi titania sehingga molekul dye teroksidasi. Elektrolit (I-) memberikan elektron pada molekul dye sehingga kembali ke keadaan awalnya (ground state) dan mencegah penangkapan kembali elektron oleh dye yang teroksidasi.   
Elektron yang tereksitasi tersebut bergerak mencapai elektroda TCO, kemudian mengalir menuju counter-elektroda melalui rangkaian eksternal. Karena pada counter-elektroda terdapat katalis, maka elektron diterima oleh elektrolit. Selanjutnya elektron tersebut akan berekombinasi dengan hole yang terbentuk pada elektrolit (I3-) akibat donor elektron pada proses sebelumnya membentuk iodide (I-). Iodide ini digunakan sebagai donor elektron bagi dye yang teroksidasi, sehingga terbentuk suatu siklus transport elektron. Siklus ini memungkinkan terjadi konversi langsung dari cahaya matahari menjadi listrik.

Sel Surya Titania dengan Penyisipan Logam
            Penelitian tentang sel surya titania dalam rangka memodifikasi lapisan titania sebagai lapisan aktif terus dikembangkan. Modifikasi pada lapisan titania dilakukan dengan menyisipkan logam pada lapisan titania. Logam yang disisipkan dapat berupa emas, tembaga, besi atau logam yang lain. Efisiensi sel surya meningkat ketika lapisan titania disisipi dengan logam. Penyisipan logam pada lapisan titania dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya dengan metode sputtering,elektroplating dan doctor blade coating. 
            Lapisan titania dapat disisipi logam Fe dengan menggunakan metode elektroplating. Pada proses elektroplating, larutan elektrolit yang digunakan adalah FeCl2, dengan lapisan titania sebagai katoda dan batang Fe sebagai anoda. Elektroplating dilakukan pada berbagai variasi tegangan elektroplating, lama waktu elektroplating dan konsentrasi FeCl2.  Lapisan TiO2 Yang dielektroplating dengan tegangan yang lebih besar (konsentrasi larutan elektrolit dan waktu elektroplating sama) atau waktu elektroplating yang lebih lama (konsentrasi larutan elektrolit dan tegasngan elektroplating sama, atau konsentrasi FeCl2 yang lebih besar (tegangan dan waktu elektroplating sama) akan mengandung unsur Fe yang lebih banyak. Sel surya dengan lapisan aktif titania yang disisipi Fe dapat mencapai efisiensi 0,2 % (Rita Prasetyowati, 2011).
Jika lapisan TiO dielektroplating dengan Fe, berarti ada atom-atom Fe yang menyisip diantara partikel-partikel TiO2. Hal ini bisa dijelaskan seperti gambar 2, ketika sel surya diradiasi dengan cahaya maka akan terjadi generasi (timbulnya pasangan elektron-hole). Foton yang diserap oleh elektron pada TiO2 menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi dan selanjutnya elektron mengalir menuju ITO melalui lapisan kontak logam (Fe). Lapisan kontak logam ini menjadi lintasan bagi elektron untuk mengalir lebih cepat menuju ITO (K. Asagoe. etal, 2007). Selanjutnya elektron mengalir melalui beban luar menuju counter elektroda dan akan diterima oleh elektrolit. Sedangkan hole yang terbentuk akan berdifusi menuju elektrolit. Hal ini berarti elektron yang diterima elektrolit akan berekombinasi dengan hole membentuk pembawa  muatan negatif (R. Sastrawan,2006).   

Sel surya juga dibuat dengan lapisan titania yang disisipi logam Cu (Sahrul Saehana. et al, 2011). Penyisipan logam Cu dilakukan dengan berbagai metode. Sel surya dengan lapisan titania yang disisipi logam dengan metode sputtering dapat mencapai efisiensi 1,2%, dengan metode elektroplating dapat mencapai efisiensi 0,78% dan dengan metode doctor blade dapat mencapai efisiensi0,4%. Efisiensi yang dihasilkan dipengaruhi oleh banyak factor, yaitu rendahnya nilai fill factor, arus pendek (short-circuit current), atau tegangan terbuka (open-circuit voltage), yang dipengaruhi juga oleh resistansi dari lapisan TiO (Ahn et al., 2007; Han et al., 2006).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang mau koment disini aja...