RESUME
SEL SURYA BERBASIS TITANIA
SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK
ALTERNATIF
Oleh Rita
Prasetyowati
2 Juni 2012
Sel surya merupakan salah satu sumber energi
listrik alternatif yang terus dikembangkan demi memenuhi kebutuhan manusia akan
listrik. Sel surya generasi ketiga (sel surya organik dan sel surya fotoelektrokimia)
yang banyak dikembangkan adalah sel surya berbasis titania. Proses pembuatan sel
surya titania relatif mudah, bahan bakunya murah dan memiliki efisiensi cukup
baik. Titania berperan sebagai lapisan aktif yang mengabsorbsi energi cahaya matahari
untuk dikonversi menjadi energi listrik.
Titanium dioksida murni mempunyai efisiensi absorbsi
sangat kecil, yaitu hanya sebesar 5%. Energi matahari pada panjang gelombang
ultraviolet saja yang dapat diserap oleh titanium dioksida. Sehingga penggunaan
energi matahari menjadi kurang efektif dan sel surya memiliki efisiensi yang
rendah. Modifikasi lapisan titania dilakukan agar spektrum penyerapan matahari
sampai ke area cahaya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperkecil energi
celah pita melalui pemberian doping dye atau material konduktif pada titania.
Sel surya titania dengan lapisan titania yang didoping dye
dikenal dengan sebutan Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Pemberian
doping dye pada lapisan titania dapat meningkatkan kemampuan absorpsi dari
titania, sehingga efisiensi sel surya meningkat. Sedangkan penyisipan material
konduktif, seperti logam besi atau tembaga pada lapisan titania juga dapat
meningkatkan efisiensi sel surya, karena logam tersebut dapat berperan sebagai
lintasan (path) bagi elektron untuk lebih cepat mengalir menuju elektroda.
Kedua modifikasi pada lapisan titania tersebut dapat meningkatkan efisiensi sel
surya titania.
Titanium dioksida merupakan salah satu
semikonduktor oksida yang memiliki energy celah pita yang sangat lebar (3,2 eV
– 3,8 eV). Pada sel surya fotoelektrokimia, titania berperan sebagai lapisan
aktif yang mengabsorbsi energi cahaya matahari untuk dikonversi menjadi energi
listrik. Titanium dioksida murni mempunyai efisiensi absorbsi sangat kecil,
yaitu hanya sebesar 5%. Energi matahari pada panjang gelombang ultraviolet saja
yang dapat diserap oleh titanium dioksida. Oleh sebab itu spektrum penyerapan
matahari ke area cahaya tampak perlu dilakukan untuk mengefektifkan penggunaan
energi matahari. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperkecil energi celah
pita melalui pemberian doping atom lain pada titania. Sehingga diharapkan dapat
memperbesar spektrum penyerapan cahaya dari titania.
Titania mempunyai banyak kesitimewaan, yaitu memiliki
konstanta dielektrik tinggi, memiliki indeks bias yang besar, dan memiliki
transmitansi optik yang baik pada daerah cahaya tampak dan dekat infra merah
(U. Diebolt, 2003). Titania juga memiliki stabilitas kimia yang tinggi, tidak beracun,
memiliki potensial tinggi sebagai foto-oksidasi, dan harganya murah (Phani G. et
al, 2001). Sehingga titania bisa digunakan dalam berbagai variasi bentuk,
misalnya koloid, pasta, lapisan tipis, maupun serbuk nano.
Sel Surya Titania Jenis Dye
Sensitized Solar Cell (DSSC)
Sel surya DSSC adalah sel surya fotoelektrokimia yang
menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan. Komponen DSCC selain
elektrolit terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari nanopori TiO,
molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO, dan katalis yang semuanya
dideposisi diantara dua kaca konduktif (R. Sastrawan, 2006). Struktur tersebut diperlihatkan
oleh Gambar berikut ini.
Bagian atas dan alas sel surya adalah kaca
yang sudah dilapisi oleh TCO (Transparent Conducting Oxide), seperti
ITO (Indium Tin Oxide) atau SnO2, yang berfungsi sebagai elektroda dan counter-elektroda.
TCO alas (counter-elektroda) dilapisi dengan katalis untuk mempercepat reaksi
redoks dengan elektrolit. Pada umumnya pasangan redoks yang digunakan adalah I (iodide/triiodide). Permukaan elektroda dilapisi oleh
nanopori TiO2 dimana dye teradsorpsi pada pori
TiO2. Dye yang umumnya digunakan yaitu jenis ruthenium complex.
Semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah TiO2
karena memiliki ukuran dalam skala nanometer (10-9 meter) dan bersifat mesopori (memiliki pori berdiameter
antara ukuran mikro dan nanometer). Zat pewarna (dye) merupakan material
yang memberikan pengaruh sensitasi semikonduktor terhadap cahaya. Dye
berfungsi sebagai pompa fotoelektrokimia dan
lapisan penyerap foton yang selanjutnya tereksitasi menjadi eksiton (fotosensitizer).
Dye dapat pula berasal dari bahan-bahan alami (organik), terutama
berasal dari keluarga flavonoid, contohnya buah beri dan kulit bawang
merah.
Pada sel surya fotoelektrokimia, elektrolit merupakan
medium transport muatan. Elektrolit berperan sebagai penerima hole dan mencegah terjadinya rekombinasi
kembali antara elektron dan hole. Elektrolit yang digunakan dapat berupa
elektrolit semi padat atau berbentuk gel. Elektrolit dibuat dari campuran
polimer dan garam yang didalamnya terkandung ion terlarut. Elektrolit yang memiliki
nilai konduktivitas ionik berorde 10-3 S/cm merupakan elektrolit yang memiliki konduktivitas
tinggi dan sangat efektif digunakan sebagai elektrolit pada sel surya, khususnya
sel surya tersensitisasi bahan dye (DSSC) (Fu-Lin Chen. et al, 2009).
Prinsip kerja dari DSSC adalah reaksi dari transfer
elektron. Proses pertama yaitu terjadinya eksitasi elektron pada molekul dye
akibat absorbsi foton. Elektron dari keadaan tereksitasi akan terinjeksi menuju
pita konduksi titania sehingga molekul dye teroksidasi. Elektrolit (I-)
memberikan elektron pada molekul dye sehingga kembali ke keadaan awalnya
(ground state) dan mencegah penangkapan kembali elektron oleh dye yang teroksidasi.
Elektron yang tereksitasi tersebut bergerak
mencapai elektroda TCO, kemudian mengalir menuju counter-elektroda melalui
rangkaian eksternal. Karena pada counter-elektroda terdapat katalis, maka
elektron diterima oleh elektrolit. Selanjutnya elektron tersebut akan
berekombinasi dengan hole yang terbentuk pada elektrolit (I3-) akibat donor
elektron pada proses sebelumnya membentuk iodide (I-). Iodide ini digunakan
sebagai donor elektron bagi dye yang teroksidasi, sehingga terbentuk suatu
siklus transport elektron. Siklus ini memungkinkan terjadi konversi langsung
dari cahaya matahari menjadi listrik.
Sel Surya Titania dengan
Penyisipan Logam
Penelitian tentang sel surya titania dalam rangka
memodifikasi lapisan titania sebagai lapisan aktif terus dikembangkan.
Modifikasi pada lapisan titania dilakukan dengan menyisipkan logam pada lapisan
titania. Logam yang disisipkan dapat berupa emas, tembaga, besi atau logam yang
lain. Efisiensi sel surya meningkat ketika lapisan titania disisipi dengan logam.
Penyisipan logam pada lapisan titania dapat dilakukan dengan berbagai metode,
diantaranya dengan metode sputtering,elektroplating dan doctor blade
coating.
Lapisan titania dapat disisipi logam Fe dengan menggunakan
metode elektroplating. Pada proses elektroplating, larutan elektrolit yang
digunakan adalah FeCl2, dengan lapisan titania sebagai katoda dan batang Fe
sebagai anoda. Elektroplating dilakukan pada berbagai variasi tegangan
elektroplating, lama waktu elektroplating dan konsentrasi FeCl2. Lapisan TiO2 Yang dielektroplating dengan
tegangan yang lebih besar (konsentrasi larutan elektrolit dan waktu elektroplating
sama) atau waktu elektroplating yang lebih lama (konsentrasi larutan elektrolit
dan tegasngan elektroplating sama, atau konsentrasi FeCl2 yang lebih besar
(tegangan dan waktu elektroplating sama) akan mengandung unsur Fe yang lebih
banyak. Sel surya dengan lapisan aktif titania yang disisipi Fe dapat mencapai
efisiensi 0,2 % (Rita Prasetyowati, 2011).
Jika lapisan TiO dielektroplating dengan Fe, berarti ada atom-atom Fe yang
menyisip diantara partikel-partikel TiO2. Hal
ini bisa dijelaskan seperti gambar 2, ketika sel surya diradiasi dengan cahaya
maka akan terjadi generasi (timbulnya pasangan elektron-hole). Foton yang
diserap oleh elektron pada TiO2 menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke
keadaan tereksitasi dan selanjutnya elektron
mengalir menuju ITO melalui lapisan kontak logam (Fe). Lapisan kontak logam ini
menjadi lintasan bagi elektron untuk mengalir lebih cepat menuju ITO (K.
Asagoe. etal, 2007). Selanjutnya elektron mengalir melalui beban luar
menuju counter elektroda dan akan diterima oleh elektrolit. Sedangkan hole yang terbentuk akan berdifusi
menuju elektrolit. Hal ini berarti elektron yang diterima elektrolit akan
berekombinasi dengan hole membentuk pembawa muatan negatif (R. Sastrawan,2006).
Sel surya juga dibuat dengan lapisan titania
yang disisipi logam Cu (Sahrul Saehana. et al, 2011). Penyisipan logam
Cu dilakukan dengan berbagai metode. Sel surya dengan lapisan titania yang disisipi logam dengan metode sputtering dapat mencapai
efisiensi 1,2%, dengan metode elektroplating
dapat mencapai efisiensi 0,78% dan dengan metode doctor blade dapat mencapai
efisiensi0,4%. Efisiensi yang dihasilkan dipengaruhi
oleh banyak factor, yaitu rendahnya nilai fill factor,
arus pendek (short-circuit current), atau tegangan terbuka (open-circuit
voltage), yang dipengaruhi juga oleh
resistansi dari lapisan TiO (Ahn et al., 2007;
Han et al., 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang mau koment disini aja...