RESUME
RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI
IRIGASI PIPA LAHAN SAWAH BERBASIS
TENAGA SURYA
Oleh Sudirman Sirait, Satyanto K.
Saptomo, M. Yanuar J. Purwanto
Jurnal Irigasi – Vol. 10, No. 1, Mei 2015
Rancangan irigasi untuk pemberian air yang
optimal dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis dapat menjaga permukaan air
di lahan sawah pada level tertentu sesuai kebutuhan tanaman, dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi di lahan sawah. Sistem
kontrol otomatis dibangun dengan memanfaatkan teknologi digital, mikrokontroler
dan jaringan sensor. Mikrokontroler Arduino Uno ATMega328P digunakan sebagai
system kendali otomatis untuk menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris
Valworx 561086 berdasarkan kelembaban tanah dan tinggi muka air di lahan sawah
yang dideteksi oleh sensor. Nilai tinggi muka air di lahan sawah diatur antara
0 cm dan 5 cm sebagai setpoint bawah dan atas untuk acuan dalam menggerakkan
sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086. Sistem mikrokontroler
membatasi durasi waktu untuk pengaturan pembukaan maupun penutupan kran air
elektris Valworx 561086 selama 300 detik dengan rotasi 90° yang dapat menghemat
penggunaan daya baterai. Sistem ini didukung oleh energi surya yang terdiri
dari panel surya, charger contoller dan baterai, dan dapat beroperasi 24
jam tanpa pengawasan oleh operator. Ujicoba operasi di lahan sawah dilakukan dengan
menerapkan irigasi terputus (intermittent) dan air irigasi tidak mengalir secara
terus menerus. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem
kontrol irigasi otomatis bisa menjaga tinggi muka air di lahan sawah antara rentang
setpoint yang diinginkan.
Perancangan Sistem Kontrol
Otomatis
Tahap perancangan yang dilakukan adalah
perancangan software dan perancangan hardware. Pada tahap perancangan software dilakukan pembuatan dan penyesuaian program untuk melakukan serangkaian pengujian sistem otomatis.
Penulisan program kendali ditulis di halaman Arduino Uno. Bahasa pemograman didasarkan
pada bahasa pemograman C/C++. Pada tahap perancangan hardware terdiri
atas sensor water level, sensor soil moisture, mikrokontroler
Arduino Uno ATMega328P, kran air elektris Valworx 561086, baterai DC 12 volt, relay,
panel surya dan solar charge controller, terminal
barrier, modul RTC dan micro SD.
Sensor water level memiliki empat pin
yang memiliki fungsi masing-masing. Pin 1 merupakan Vin 24, pin 2 merupakan ground dan VOut merupakan penggabungan pin 3 dan pin 4. Sensor water
level yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 2 buah yang digunakan
untuk kontrol dan monitoring tinggi muka air di lahan percobaan. Setiap
kaki pada sensor dihubungkan dengan mikrokontroler, dimana kaki Vin dihubungkan ke port 5 V, kaki ground dihubungkan
ke port ground dan kaki Vout dihubungkan
ke port analog serial A1 dan A2 pada mikrokontroler.
Rangkaian Sensor Water Level
Sensor soil moisture vegetronix VH400
digunakan untuk mendeteksi kelengasan tanah yang memberikan keluaran voltase
yang menunjukkan level lengas tanah basis volume (volumetric water content/vwc).
Sensor soil moisture memiliki tiga pin yaitu bare, red, dan
black. Pin bare sebagai ground, pin red sebagai Vin (3,3 V – 20 VDC) dan pin black sebagai output sensor
(0 –3 V).
Rangkaian sensor soil moisture hampir
sama dengan rangkaian sensor water level. Setiap kaki pada sensor
dihubungkan dengan mikrokontroler, dimana kaki Vin dihubungkan ke port 5
V, kaki ground dihubungkan pada port ground dan kaki Vout
dihubungkan pada port analog serial A0 pada mikrokontroler.
Sensor water level dan sensor soil moisture berkomunikasi dengan
komputer melalui USB serial port. Komputer berfungsi sebagai
antar muka pengguna untuk memonitor dari hasil pembacaan sensor, waktu dan
aktivitas sistem kendali irigasi, serta untuk mengubah setting pengendalian
yang diinginkan. Komponen ATMega328P berfungsi sebagai pengolah keseluruhan
data input analog sensor water level dan sensor soil moisture,
sehingga didapatkan nilai level muka air dan kadar air tanah pada lahan
percobaan. Pada blok mikrokontroler juga dipasang modul real time clock
(RTC) dan micro SD sehingga dapat merekam data hasil pembacaaan
sensor yang disertai dengan waktu pengukuran. Modul RTC dan micro SD
dipasang pada port 3 volt, port ground, port digital 10, port
digital 11, port digital 12, dan port digital 13 yang terdapat
pada mikrokontroler.
Pada blok mikrokontroler terdapat beberapa rangkaian,
antara lain relay sebagai saklar otomatis untuk menghidupkan atau
mematikan sistem, terminal barrier, panel surya dan solar charge
controller sebagai pendukung system dengan pemanfaatan tenaga surya,
baterai 12 volt sebagai sumber tegangan listrik yang akan dialirkan melalui relay
untuk menggerakkan motor kran air elektris Valworx 561086 yang berfungsi
sebagai buka-tutup aliran air yang akan mengalir ke jaringan irigasi (outlet
irigasi).
Skema Rangkaian Hardware
Nilai setpoint level muka air lahan
percobaan ditentukan pada ketinggian 0 sampai 5 cm. Ketika level muka air
dilahan percobaan berada di bawah 0 cm, maka mikrokontroler akan memberikan
sinyal untuk mengaktifkan relay yang akan mengaktifkan motor kran
elektris untuk buka. Demikian juga sebaliknya ketika level muka air di
lahan percobaan berada di atas 5 cm, maka mikrokontroler akan memberikan sinyal
untuk mengaktifkan relay dan menggerakkan motor kran elektris untuk
tutup. Sistem pengaturan air akan menjadi lebih akurat karena proses kendali
dilakukan dengan sistem microcontroller dan tinggi level muka air tidak hanya
dapat dipantau tetapi juga dapat diukur.
Pemasangan Sistem Kontrol
Otomatis pada Jaringan Irigasi Perpipaan
Rancangan
jaringan irigasi dipasang pada lahan sawah berukuran 52 x 17 m dengan menggunakan
sistem perpipaan dan memanfaatkan gaya gravitasi dengan beda elevasi reservoir
dengan lahan sawah sebesar 50 cm. Pipa utama yang berdiameter 6 inchi mengalirkan
air ke pipa manifold yang berdiameter 3 inchi yang merupakan outlet irigasi.
Gambar berikut memperlihatkan instalasi jaringan irigasi sistem perpipaan di
lahan sawah.
Lay-out jaringan irigasi
pipa denganmemanfaatkan teknologi otomatis
Pipa manifold dilengkapi dengan motor kran
elektris yang dikendalikan dengan sistem kontrol otomatis berdasarkan setpoint
tinggi muka air di lahan sawah. Jarak outlet ditentukan berdasarkan
analisis hidraulika aliran dalam pipa dan keseragaman debit sesuai dengan
kebutuhan air oleh tanaman.
Tinggi
muka air di lahan percobaan sebagai acuan kendali pengaturan kran elektris
dideteksi dengan mempergunakan sensor water level yang diletakkan di bagian tengah sawah dengan setpoint
bawah 0 cm dan setpoint atas 5 cm dari permukaan tanah. Sedangkan untuk mendeteksi
kelengasan tanah digunakan sensor soil moisture yang di tanam pada lahan
percobaan dengan kedalaman antara 5 – 10 cm (Cardenas-Lailhacar dan Dukes, 2010).
Tata Letak Sensor di
Lahan Sawah
Kalau bahasa indonesia di resume 2 paper.
BalasHapus