RESUME
Fabrikasi
Dssc dengan Dye Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Linn
VarRubrum) Variasi Larutan TiO2 Nanopartikel Berfase Anatase
dengan Teknik Pelapisan Spin Coating
Oleh, Vitriany
Ekasari, Gatut Yudoyono
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS
Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
Sel
surya berdasarkan perkembangan teknologi saat ini dan bahan pembuatannya dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu pertama, sel surya yang terbuat dari silikon
tunggal, dan silikon multi kristal. Kedua, sel surya tipe lapis tipis dan yang
ketiga sel surya organik (Dye Sensitized Solar Cell). Sel surya konvensional
berupa sambungan p-n junction yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti
silikon, masih mahal untuk dikembangkan karena menggunakan teknologi yang
canggih. Hingga ditemukan oleh Gratzel yaitu sel surya organik, DSSC sebagai
sel surya dengan dye sensitizer dari bahan organic dapat dikembangkan berbiaya
murah serta fabrikasi mudah.
Pada
dasarnya prinsip kerja DSSC mengkonversi energy cahaya ke listrik dalam skala molekular
dalam bentuk reaksi dari transfer elektron. Proses pertama dimulai dengan
terjadinya eksitasi elektron pada dye akibat absorbsi foton. Dimana ini
merupakan salah satu peran dari sifat TiO2. Ketika foton dari sinar matahari
menimpa elektroda kerja pada DSSC, energi foton tersebut diserap oleh dye yang
melekat pada permukaan TiO2. Sehingga dye mendapatkan energy untuk tereksitasi.
Dye tereksitasi membawa energi dan diinjeksikan ke pita konduksi pada TiO2. TiO2
berperan sebagai sebagai akseptor atau kolektor elektron. Molekul dye yang
ditinggalkan kemudian dalam keadaan teroksidasi. Selanjutkan elektron akan ditransfer
melewati rangkaian luar menuju elektroda pembanding (elektroda yang mengandung lapisan
karbon). Elektrolit (pasangan iodide dan triodide) yang bertindak sebagai mediator
elektron sehingga dapat menghasilkan proses siklus dalam sel. Ion Triodide menangkap
elektron yang berasal dari rangakaian luar dengan bantuan molekul karbon
sebagai katalis. Elektron yang tereksitasi masuk kembali ke dalam sel dan
dibantu oleh karbon sehingga dapat bereaksi dengan elektrolit yang menyebabkan
penambahan ion iodide pada elektron. Kemudian satu ion iodide pada elektrolit
mengantarkan elektron yang membawa energi menuju dye teroksidasi. Elektrolit
menyediakan elektron pengganti untuk molekul dye teroksidasi. Sehingga dye
kembali ke keadaan awal.
DSSC
terdiri dari dye-sensitized yang terbuat dari bahan organik, lapisan TiO2
nanokristal, larutan elektrolit yang mengandung pasangan redoks I-/I3- dan
substrat kaca ITO sebagai elektoda kerja. Faktor luar area dan ketebalan
lapisan semikonduktor yang mengatur peningkatan beban dye, kemudian kerapatan
optis yang menghasilkan efisiensi penyerapan cahaya. Kerapatan optis menyatakan
ukuran transmisi suatu elemen optik dengan panjang gelombang tertentu. Jika
dihubungkan dengan pemberian radiasi pada suatu objek, maka kerapatan optisnya
merupakan perbandingan antara intensitas awal dan intensitas transmisi.
Skema DSSC
DSSC
berbentuk struktur sandwich, dimana dua elektroda yaitu elektroda TiO2 dengan
dye dan elektroda pembanding yang terbuat dari kaca ITO dilapisi karbon yang
mengapit elektrolit membentuk sistem sel fotoelektrokimia. Elektroda pembanding
terbuat dari kaca ITO yang dilapisi dengan karbon karena memiliki konduktivitas
yang cukup dan resistansi panas dan aktivitas elektrokatalitik dari reduksi
triiodide.
TiO2
adalah material fotokatalis yang memiliki daya oksidasi yang kuat,
photostabilitas yang tinggi dan selektivitas redoks. Syarat penting untuk meningkatkan
aktivitas katalis dari TiO2 adalah meningkatkan luas permukaan dari TiO2 yang
bergantung pada ukuran kristalnya.
Sifat
fisis dan kimia dari TiO2 bergantung pada ukuran, morfologi dan struktur
kristalnya. TiO2 memiliki tiga bentuk kristal yaitu anatase, rutile, dan
brookite. Kristal TiO2 fase anatase memiliki kemampuan yang lebih aktif
daripada rutile. Anatase dianggap sebagai fase yang paling menguntungkan untuk
fotokatalisis dan konversi solar energi. TiO2 hanya mampu menyerap sinar ultraviolet
(350-380 nm). Untuk meningkatkan serapan spektra TiO di daerah tampak,
dibutuhkan lapisan zat warna yang akan menyerap cahaya tampak. Zat warna
tersebut berfungsi sebagai sensitizer.
Jahe
Merah termasuk rimpang umbi-umbian yang banyakterdapat di tanah Indonesia dan
banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat. Jahe Merah memiliki nama ilmiah
Zingiber officinale Linn Var. rubrum. Antosianin jumlahnya 90-96% dari total
senyawa fenol. Antosianin adalah bagian dari senyawa fenol yang tergolong
flavonoid. Antosianin merupakan zat warna yang paling penting dan tersebar
luas, pigmen memberikan warna pada tumbuhan tinggi dan mudah larut dalam air.
Pigmen ini berperan terhadap timbulnya warna pada bunga, daun, dan buah.
Antosianin bersifat polar sehingga dapat dilarutkan pada pelarut polar seperti
etanol, aseton, dan air. Berdasarkan tingkat polaritasnya antara antosiansin
sebagai zat terlarut dan air sebagai pelarut tidak seimbang.
Ekstraksi
adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah
dari bahan yang tidak dapat larut dalam pelarut cair. Diketahuinya senyawa
aktif yang dikandung oleh suatu bahan (simplisia) akan mempermudah pemilihan
pelarut dan metode ekstraksi yang tepat.
Sifat
kelistrikan dapat diukur dengan menggunakan voltmeter dan amperemeter dengan
variable beban. Pengukuran fill factor (FF) dan efisiensi (η) solar energy menurut
persamaan dan gravik berikut ini.
Grafik I-V pada photovoltaic yang
bekerja secara normal
Keterangan :
FF = fill factor
I max = arus maksimun
V max =
tegangan maksimum
Isc = arus yang dihasilkan pada keadaan short
circuit
V oc = tegangan input
Proses Pembuatan
A.
Preparasi TiO Nano
TiO2
Nano disintesis dengan metode kopresipitasi menggunakan bahan TiCl3 PA dari
Merck 20ml, HCl PA 20 ml, NH4OH PA 40-50ml, dan aquades 50 ml. Aquades sebanyak
50 ml dimasukkan dalam gelas beker, lalu ditambahkan larutan HCl pekat 20 ml,
kemudian diletakkan sambil distirer perlahan. Larutan TiCl3 20 ml dituangkan ke
dalam beker gelas sedikit demi sedikit sambil distrirer. Setelah itu campuran
tersebut distirer selama 30 menit. Kemudian ditambahkan larutan NH4OH sebanyak
40-50 ml diteteskan dengan pipet kaca dan distirer selama 1 jam. Setelah itu
stirrer dimatikan dan campuran didiamkan selama 1 hari hingga larutan itu
mengendap. Setelah terbentuk endapan barulah larutan itu dicuci dengan menggunakan
aquades hingga tidak berbau lagi dan campuran berwarna putih. Setelah itu
disaring dengan menggunakan kertas saring untuk mendapatkan substrat TiO2.
Substrat yang diperoleh kemudian dioven dengan temperatur 400°C selama 3 jam menggunakan furnice. Butiran TiO2 yang
terbentuk diuji XRD untuk mengetahui ukuran kritalnya.
B.
Preparasi Elektroda Kerja
Elektroda
kerja dibuat dari kaca konduktif ITO yang di atasnya dideposisikan larutan TiO2
nano dengan teknik Spin Coating. Cara membuat larutan TiO2 nano yaitu dengan mencampurkan
serbuk TiO2 nano dengan larutan asam asetat dan Triton X-100. Larutan TiO2nano
dibuat dengan 1 gr TiO2 nano ditambahkan 4 ml Asam asetat, distirer selama 30
menit, kemudian ditambahkan 5 tetes Triton X-100 dan distirrer kembali selama
30 menit. Digunakan dua variasi larutan yaitu larutan TiO2 yang dicampur dengan
larutan dye ekstrak Jahe Merah dan tanpa dicampur dye. Untuk membuat larutan
yang dicampur dye, cukup menambahkan 2 ml dye pada larutan yang dibuat tadi dan
distirer selama 10 menit, agar semua tercampur merata.
Sel
berupa substrat kaca ITO dengan ukuran sel 2 × 2 cm. Larutan TiO2 yang telah
disiapkan sebelumnya, diletakkan di atas permukaan kaca ITO yang tidak
berselotip kemudian dilakukan teknik spin coating untuk pelapisannya di atas
permukaan ITO. Agar deposisi TiO2 menjadi lebih baik, dilakukan sintering pada
temperatur 200 C selama 10 menit. Kemudian didinginkan hingga mencapai temperatur
ruang.
C.
Preparasi Dye Jahe Merah sebagai fotosensitizer
Pewarna
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak jahe merah. Jahe merah diekstrak
dengan membuat bubuk dari jahe yang telah dikeringkan, kemudian bubuk tersebut dilarutkan
dengan menggunakan air. Setiap 25 gr bubuk jahe merah membutuhkan 125 ml air.
Agar bahan lebih awet, maka bahan tersebut disimpan dalam lemari es dalam wadah
yang rapat dan kedap udara. Untuk
menguji daya serap dari ekstrak Jahe Merah yaitu dengan menggunakan UV-VIS spektrofotometri.
D.
Preparasi Larutan Elektrolit
Larutan
elektrolit yang digunakan adalah pasangan redoks iodin dan Iodide (I-/I3).
Senyawa dalam pembuatan larutan elektrolit ini adalah Kalium Iodida (KI) 0.5 M,
Iodine 0.05 M, dan pelarut air. Prosedur awal pembuatan lrutan ini adalah
mencampurkan 0.8 gram Kalium Iodide ke dalam 10 ml air, kemudian diaduk hingga
rata. Selanjutnya ditambahkan 10 tetes iodine ke dalam larutan tersebut dan
distirrer selama 10 menit. Simpan larutan dalam wadah yang tertutup.
E.
Pembuatan Elektroda Pembanding
Elektroda
pembanding dibuat dengan kaca ITO yang dilapisi karbon. Adapun cara untuk
melapisi karbon pada kaca ITO yaitu dengan menggores-goreskan Pensil 8B pada
bagian konduktif kaca ITO kemudian dipanaskan di atas lilin hingga terbentuk
lapisan berwarna hitam seperti gambar berikut ini.
Elektroda Karbon
F.
Perangkaian DSSC
Setelah
masing-masing komponen DSSC tersebut siap akan dilakukan perangkaian DSSC
dengan prosedur sebagi berikut:
1. Elektroda kerja yang telah disiapkan,
direndam dalam larutan dye selama 1 hari untuk elektroda kerja yang menggunakan
larutan TiO2 tanpa dye (sampel A). Sehingga terjadi pewarnaan pada lapisan TiO2.
Sedangkan untuk larutan yang telah TiO2 yang telah dicampur dye (sampel B)
cukup didiamkan saja.
2.
Setelah itu disiapkan spacer dari film plastik dengan ukuran sama dengan design
di atas dan diletakkan di atas substrat TiO2. Kemudian larutan elektrolit diteteskan
tepat di atas lapisan TiO2. Setelah itu diletakkan elektroda pembanding diatas
substrat TiO2 yang telah diberi spacer tadi, elektroda pembanding dipasang
tidak sejajar untuk memudahkan pada saat pengujian. Setelah itu klip kertas
dipasang untuk menguatkan kedua elektroda tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang mau koment disini aja...