Resume
ANALISIS KAPASITAS KANAL TERHADAP
JUMLAH ANTENA PADA SISTEM MIMO
(MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT)
oleh
Ahmadi, Candra
Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA Vol. 5, No. 1, Januari 2015
MIMO adalah singkatan dari Multiple Input
Multiple Output. Teknologi ini diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli
dari Bell Laboratories pada tahun 1984. Pada metode MIMO, sebuah receiver dan
transmitter menggunakan lebih dari satu antena, tujuannya adalah untuk
menjadikan sinyal pantulan sebagai penguat sinyal utama sehingga tidak saling
menggagalkan. Dengan menggunakan antena jamak tersebut mengakibatkan kinerjanya
menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan sistem Singel Input Singel Output
(SISO). Meskipun dalam pengiriman sinyal lebih cepat, MIMO juga masih memilki
kelemahan yaitu adanya waktu interval yang menyebabkan delay pada antena saat
mengirimkan sinyal. Waktu interval ini terjadi karena adanya proses dimana sistem
harus membagi sinyal mengikuti jumlah antena yang dimiliki oleh perangkat MIMO
yang jumlahnya lebih dari satu.
Skema antenna pengirim dan penerima
MIMO merupakan suatu teknologi yang muncul
menggunakan prinsip diversity dengan tujuan meningkatkan data rate dalam range
yang lebih besar tanpa membutuhkan bandwidth atau daya transmisi yang besar.
Performansi MIMO sendiri dipengaruhi oleh kombinasi jumlah antena pada pengirim
dan penerima serta metode/algoritma deteksi MIMO-nya.
Untuk bagian atas pada sistem mimo merupakan
kanal sedangkan pada bagian bawah merupakan bagian signal processing dan
coding. Komponen RF berada pada kanal karena mempengaruhi transfer function
end-to-end (TF end-to- end). Dalam sistem ini, data Q dinyatakan dengan symbol
vektor b (n) (n adalah indeks waktu) yang diencode kedalam kode x (n) yang berupa baseband kompleks diskrit
time sebanyak dan data dalam bentuk discret ekompleks pada sisi pemancar.
Bagian Coding mendistribusikan data tersebut (simbol) ke block pulse shaping.
Block ini berfungsi untuk mengkonversi data sample time discrete menjadi sinyal
continue dalam bentuk (ωx), dimana ω adalah frekuensi, selanjutnya akan
disalurkan ke input dari kanal (pada bagian RF chain dan antenna). Kanal ()ωH
menggabungkan sinyal input untuk memperoleh
elemen output pada system penerima vector sinyal rn()ωy, filter yang sesuai
kemudian memproduksi sample data dalam waktu discrete, dan selanjutnya space
atau time decoder membangkitkan data kembali dalam domain waktu ke sisi
penerima.
Sistem Distributed Multiple Input Multiple
Output (D-MIMO) atau yang dapat disebut dengan sistem MIMO terdistribusi
merupakan system komunikasi yang menggunakan beberapa antena pada satu sisi
(dalam hal ini sisi pemancar) secara terdistribusi diantara port-port yang
terpisah secara lebar, dimana setiap port yang ada saling mengirimkan informasi
ke satu penerima dengan cara tertentu. Perbedaan utama antara sistem D-MIMO dan
C MIMO terletak pada banyaknya antena yang berada pada satu sisi (pada kasus ini
pada sisi pemancar) yang letaknya terdistribusi diantara port-port yang terpisah
secara lebar (multiple widely separated radio ports) dan fading yang terjadi
berupa fading skala kecil dan besar akan diukur pada masing-masing link antara
port-port radio tersebut.
Pada model kanal realitas, kanal berada pada
lingkungan penuh dengan scattering. Faktor
penting yang mempengaruhi kapasitas sistem mimo adalah jumlah kondisi kanal k dengan
nilai k yang tergantung pada perbandingannya. Untuk mimo konvensional atau dikenal
sebagai colocated mimo atau C MIMO terdapat beberapa kasus khusus yang terjadi
yaitu Kanal C MIMO ideal dan Korelasi fading. Kanal C MIMO ideal terjadi ketika
fading tidak berkorelasi pada kedua sisi pemancar dan penerima, hal tersebut
terdapat sejumlah jalur independent antar keduanya, dengan teori central limit
matriks kanal yang mempunyai tipe full rank dan dalam keadaan baik. Sedangkan korelasi
fading terjadi ketika fading berkorelasi pada kedua sisi yang berkaitan dengan ketidak
sesuaian scattering, jarak antena atau sebaran sudut, tetapi masih dalam
keadaan kanal matriks di atas menjadi
kurang sempurna.
Dengan bantuan lintasan propagasi radio yang
jamak akibat adanya berbagai obyek penghambur gelombang di sekeliling antena,
perangkat penerima dapat didesain untuk mampu memilah-milah sinyal yang
berbeda-beda tersebut. Sistem MIMO mampu memanfaatkan keberadaan lintasan jamak
ini untuk menciptakan sejumlah kanal ekivalen yang seolah-olah terpisah satu
sama lain. Ini bisa dipandang sebagai suatu mukjizat tersendiri karena pada kondisi
normal keberadaan lintasan jamak justru bersifat merugikan sebab menimbulkan
fading. Aplikasi MIMO pun kemudian dapat diarahkan untuk mencapai dua tujuan
yang berbeda yang diwujudkan dalam dua teknik: multipleks spasial dan
pengkodean ruang-waktu. Multiple Input Multiple Output (MIMO) Sistem ini menggunakan
sejumlah M antena pemancar dan sejumlah N antena penerima untuk dapat
mentransmisikan sinyal informasi dari beberapa pengirim ke beberapa penerima.
IEEE 802.11n dibuat berdasarkan standard
sebelumnya 802.11 dengan menambahkan Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO) dan
operasi Channel-bonding / 40 Mhz pada layer Physical, dan aggregasi frame pada
layer MAC. MIMO menggunakan beberapa
antenna transmitter dan receiver untuk memperbaiki kinerja systemnya. MIMO
adalah technology yang menggunakan beberapa antenna untuk secara koheren
mengurai lebih banyak informasi dibanding menggunakan satu antenna tunggal. Dua
keuntungan penting yang diberikan kepada 802.11n adalah keragaman antenna dan spatial
multiplexing. Pada multipleks spasial, aliran data berlaju tinggi dipecah-pecah
menjadi sejumlah aliran paralel sesuai dengan jumlah antena pemancar,
masing-masing dengan laju yang lebih rendah dari aliran aslinya.
Teknology
MIMO mengandalkan sinyal-2 dari berbagai arah. Sinyal-2 dari berbagai arah ini
adalah pantulan sinyal-2 yang sampai pada antenna penerima beberapa saat
setelah transmisi sinyal utama yang satu garis (Line of sight) sampai. Pada jaringan 802.11a/b/g yang bukan MIMO,
sinyal-2 dari berbagai arah ini diterima sebagai interferensi yang hanya mengurangi
kemampuan penerima untuk mengumpulkan informasi yang ada dalam sinyal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang mau koment disini aja...